🪁 Misteri Natal Dan Ketuhanan Yesus
Sertatidak diiringi dengan diskursus soal konsep ketuhanan dalam Kristen sejak Yesus dianggap meninggalkan dunia fana sampai abad pertengahan (bahkan sampai sekarang). Karir Sebagai Aktivis. Yesus yang saya kenal sebagai Nabi Isa AS itu, ialah seorang aktivis gerakan sosial yang asketis dan kiri sekali. Yesus tampil dengan kesederhanaan.
5 Dreamworks Holiday Classics. Kalau yang ini sebenarnya tidak bisa dibilang film animasi Natal karena merupakan serial yang terdiri dari spin off beberapa film animasi laris karya Dreamworks. Dalam serial ini, kamu bakal menemukan lima film animasi Natal terpisah dari film-film animasi yang tentu sudah sangat familier; Madagascar, Shrek, dan
1 KETUHANAN YESUS DAN KEIBUAN MARIA. A. PENDAHULUAN. Sekiranya anda mempunyai kuasa kreatif untuk menjelma menjadi seekor semut, dapatlah anda menunjukkan semut-semut itu jalan yang lebih baik. Anda katakan Ya. Maaf anda salah. Karena sekali anda menjadi semut,anda hanya akan dapat berpikir dan bergerak seperti semut.
BuktiYesus Adalah Tuhan, Dasar untuk Percaya terhadap Ketuhanan Yesus. By Jufri Kano, CICM. 7 December 2021. 0. 911. "Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka" (Yoh. 6:19). Gambar Ilustrasi dari Pixabay.com.
Yesusadalah orang Yahudi. Kata Kristen baru muncul setelah Yesus wafat. Oleh para pengikutnya, Yesus diimani sebagai Kristus yang artinya “Yang diurapi”, Raja, Sang Juruselamat. Kristen artinya pengikut Kristus. Perjalanan sejarah selama 2.000 tahun ini kemudian “mengkerangkeng” Yesus seolah-olah ia hanya milik orang beragama Kristen.
orangmempertanyakan apakah Yesus Kristus ada atau tidak. Pada umumnya, Yesus dikenal sebagai orang yang hidup 2000 tahun yang lalu, dan perdebatan baru dimulai ketika topik mengenai identitas Yesus dibahas. Hampir setiap agama besar mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang nabi, atau guru yang baik, atau seorang manusia yang saleh.
Kapandan di manakah Yesus dilahirkan telah menjadi persoalan yang sangat penting untuk dibahas, Kebiasaan pagan di Mesir merupakan asal-usul mengapa natal jatuh pada tanggal 25 Desember, 14. Masyud SM, Misteri Natal dan Ketuhanan Yesus: Menangkal Propaganda Natal Berkedok Islam, (Tanpa Kota: IDC Publishing, 2017), hlm. 63.
MisteriYesus dalam sejarah di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Sayasering ditanya pada tahun ini sama ada saya percaya kepada Yesus Kristus, kerana saya tidak menghiasi rumah saya dengan pokok-pokok dan lampu dan hadiah yang dibungkus dengan terang pada bulan Disember. Persoalannya akan dibingkai oleh apa yang ditakrifkan oleh penanya sebagai kepercayaan dalam Makhluk Suci ini, jadi sukar bagi saya untuk
. Sumber christmas geniusNews / 1 December 2021 Lori Official Writer Kelahiran Tuhan Yesus menjadi peristiwa yang paling fenomenal sepanjang sejarah. Umat Kristiani pun menetapkan kelahiran Yesus sebagai hari keagamaan istimewa yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Di Natal inilah, proses kelahiran Yesus diungkapkan secara gamblang kepada orang-orang percaya untuk kembali mengingatkan bahwa kehadiran Tuhan Yesus ke dunia terjadi karena rencana ilahi atas dunia. Karena itulah kita akan banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh Natal yang menjadi saksi proses kelahiran Tuhan Yesus. Adapun 10 tokoh Natal ini diantaranya adalah 10. Yesaya Yesaya 9 Berabad-abad sebelum Yesus datang ke dunia, seorang nabi bernama Yesaya telah menubuatkan kedatangan-Nya di masa depan. Dia bahkan menyematkan nama Yesus dengan Sang Juruslamat’. “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” Yesaya 9 6-7 9. Mikha Mikha 5 2 Seperti Yesaya, Mikha juga telah menubuatkan kelahiran Yesus bertahun-tahun sebelum peristiwa itu terjadi. Mikha bahkan menyampaikan siapa’ dan dimana’ Yesus akan dilahirkan. Dia menyebutkan kota Betlehem dan suku Yehuda berkaitan erat dengan sang Mesias tersebut. Mikha menyebutnya dengan spesifik. “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5 2 Baca Juga 15 Gambar dan Ucapan Natal Lengkap dengan Ayat Alkitab 8. Elisabet Lukas 1 Elisabet adalah sepupu dari Maria. Saat Maria datang berkunjung, Elisabet yang saat itu sedang mengandung segera mengetahui bahwa Maria sedang mengandung sosok yang istimewa. Elisabet bahkan memuji Maria karena dia telah dipilih oleh Allah untuk mengandung sang Juruslamat dunia. “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” Lukas 1 42 7. Orang Majus Orang Majus adalah salah satu tokoh Natal terfavorit. Mereka tidak hanya bersemangat untuk menyembah sang Raja yang baru lahir dan melakukan perjalanan untuk bertemu langsung dengan bayi Yesus. “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” Matius 2 11-12 6. Simeon Lukas 2 34-35 Simeon adalah orang benar yang berpengharapan akan melihat Mesias sebelum dia mati. Kedatangan Tuhan Yesus pun dinyatakan kepadanya secara pribadi oleh Roh Kudus. “…kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.” Lukas 2 26 “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri-, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Lukas 2 34-35 BACA HALAMAN BERIKUTNYA -> Sumber Halaman 12Tampilkan Semua
5 menitBukan tentang perayaan, Hari Natal harus kita sambut dengan perenungan tentang makna kelahiran Yesus Kristus. Maka dari itu, yuk renungkan dan bagikan khotbah Natal ini ke lingkungan komunitas atau teman-teman di gereja! Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa pada Hari Raya Natal, kita merayakan hari lahirnya Yesus Kristus. Setiap tahunnya, pada tanggal 25 Desember, kita merayakannya dengan pergi ke gereja, memajang pohon natal di rumah, tukar kado, makan bersama, dan menonton film tentang Sinterklas. Meski telah terbiasa merayakan hal ini bertahun-tahun, kita sering kali lupa akan makna natal sesungguhnya. Tentu makna kelahiran Yesus Kristus ke dunia tentu lebih daripada sekadar perayaan tukar kado dan makan bersama. Setiap tahun kita diajak kembali merenungkan kehadiran Yesus Kristus di dunia. Yuk, berbagi renungan natal bersama linkungan di komunitas atau gereja kita! Berikut ini adalah rangkuman khotbah natal yang bisa kita renungkan bersama menjelang Hari Raya Natal. Renungan dan Khotbah Natal Terbaik 1. Cara Tuhan Mengabulkan Doa Lukas 15-25 sumber Khotbah natal pertama yang mengajak kita merenung di hari raya ini adalah kisah ketekunan Zakharia dalam berdoa. Meski bukan seorang nabi, Zakharia adalah salah satu tokoh penting yang menjadi jalan pembuka bagi kedatangan Mesias. Maka dari itu, tidak heran jika kisah Zakharia terus dibacakan dalam ibadat perayaan Natal. Zakharia merupakan seorang imam yang taat dan sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk bertugas di Bait Suci. Dikisahkan, ketika Zakharia dan istrinya, Elisabeth, menginjak usia yang cukup tua, mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun, di usia yang sangat tua, Elisabeth malah mengandung seorang bayi. Bayi inilah yang kemudian tumbuh menjadi Yohanes Pembaptis. Sebelum mengetahui bahwa sang istri hamil, Zakharia sempat melihat malaikat Tuhan menampakkan dirinya kepada Zakharia. Lalu, bagaimana Tuhan mengabulkan doa Zakharia melalui ketaatannya dalam beriman? Berikut beberapa hal yang dapat direnungkan dari kisah hidup Zakharia. a. Selalu Hidup Saleh Setiap orang yang sangat menginginkan sekali memiliki keturunan, tentu akan merasa kecewa ketika permohonannya tidak dikabulkan. Meski tidak memiliki keturunan selama puluhan tahun, Zakharia dan Elisabeth tidak pernah menyatakan kekecewaannya pada Tuhan. Bahkan, Zakharia dan Elisabeth terus konsisten hidup dalam kesalehan. Hal inilah yang harus kita teladani, untuk tetap setiap pada Tuhan meski perjalanan hidup terasa sulit. b. Setia dalam Pelayanan Sebagai seorang imam, Zakharia tentu harus siap ketika sewaktu-waktu dipanggil bertugas di Bait Allah. Zaman dulu, untuk mendapat giliran bertugas di Bait Suci, seorang imam harus menunggu berdasarkan urutan undian. Bisa saja seorang imam bertugas setahun sekali atau bahkan hanya sekali seumur hidup. Menunggu giliran bertugas di Bait Suci dibutuhkan kesetiaan akan pelayanan dan iman. Maka dari itu, sama seperti Zakharia, apa pun pergumulan hidup yang sedang dihadapi, tidak boleh mengurangi kesetiaan kita dalam pelayanan. c. Rajin Berdoa Meski selama puluhan tahun tidak kunjung juga dikaruniai seorang anak, Zakharia tetap tekun berdoa untuk meminta keturunan. Suatu hari, ketika sedang bertugas di Bait Suci, Zakharia dihampiri malaikat. Malaikat tersebut memberikan kabar bahwa sang istri, Elisabeth akan mengandung seorang anak. Malaikat juga memberi tahu agar memberi nama anak itu Yohanes. Yohanes inilah yang kemudian menjadi perintis jalan bagi Yesus Kristus. Yohanes juga yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Kisah ini sering disampaikan kembali dalam khotbah natal sebagai renungan bahwa jika kita terus berdoa, Tuhan akan mengabulkan doa itu entah bagaimana caranya dan bahkan melalui cara yang dirasa tidak mungkin bagi akal manusia. 2. Jati Diri Yesus Lukas 132-38 Dalam setiap khotbah natal, kita juga diingatkan tentang jati diri Yesus sebenarnya di dunia ini. Saat Malaikat Gabriel menampakan dirinya kepada Bunda Maria, dia menjelaskan tentang tiga jati diri Yesus. a. Yesus adalah Anak Tuhan Maha Tinggi Dalam iman Kristen, semua pengikut Yesus disebut sebagai anak Tuhan. Namun, dalam konteks Yesus, kita berbicara Anak Allah dalam makna keilahian. Dalam Lukas 1 ayat 32a disebutkan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya,”. Dalam konteks keilahian, Malaikat Gabriel ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia menjadi manusia. b. Raja yang Kekal Saat bertemu Maria, Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah raja yang kekal. Raja yang dimaksud Gabriel adalah raja dalam artian secara rohani, bukan politis. Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah mesias yang dijanjikan Tuhan. Namun, sayangnya, banyak orang Israel menyalahartikan janji Tuhan tersebut dengan mengira bahwa mesias adalah raja untuk orang Israel saja. c. Kekudusan Yesus Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa anak yang akan dikandungnya adalah Kudus. Dalam Lukas 1 ayat 35, berbunyi seperti ini, “Jawab malaikat itu kepadanya Maria “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah,”. Dalam ayat tersebut, diartikan bahwa Yesus bukanlah anak yang dilahirkan dari hubungan suami-istri. Yesus lahir karena kehendak Tuhan. Melalui Maria, Tuhan hadir ke dunia dalam wujud Yesus Kristus. Hanya Tuhan sendirilah yang dapat menjadi juru selamat umat manusia dan menghapuskan semua dosa. Maka dari itu, dalam setiap khotbah natal, kita akan selalu diingatkan tentang jati diri Yesus ini. 3. Cara Tuhan Memilih Orang untuk Rencana-Nya Matius 1-17 sumber Salah satu khotbah natal yang penting adalah kita harus mengingat bahwa Tuhan sering kali menggunakan orang yang dianggap “lemah” untuk karya-Nya. Sebelum melahirkan mengandung bayi Yesus, Maria hanyalah seorang wanita biasa. Namun, ternyata Tuhan memilih Maria untuk menggenapi rencana-Nya pada umat manusia. Selain Maria, di Alkitab sebenarnya ada beberapa orang yang “dianggap lemah” tetapi justru dipakai Tuhan. a. Rahab Rahab sebenarnya adalah seorang pelacur di Kota Yerikho, kota pertama yang ditaklukkan Bangsa Israel. Selain memiliki jejak rekam “cacat moral”, Rahab juga bukan perempuan asli Israel. Dalam perjuangan merebut Kota Yerikho, Yosua mengirim dua pengintai ke Yerikho. Kedua pengintai tersebut disembunyikan Rahab di dalam rumahnya. Tindakan berani ini membuat Rahab masuk dalam deretan nama pahlawan. Setelah Kota Yerikho benar-benar jatuh ke tangan Israel, hanya Rahab dan keluarganya yang diselamatkan. Kemudian, Rahab menikah dengan Salmon, seorang pria dari suku Yehuda, dan melahirkan Boas. Boas lalu menikah dengan Rut yang menjadi kakek buyut Raja Daud. b. Rut Rut sebenarnya hanya wanita biasa yang percaya pada Tuhan. Dia merupakan menantu dari seorang wanita bernama Naomi. Naomi sendiri memiliki dua orang anak, yaitu Mahlon dan Kilyon. Kedua anaknya itu menikah dengan wanita bernama Orpa dan Rut. Setelah 10 tahun hidup bersama, akhirnya Mahlon dan Kilyon meninggal. Kemudian Naomi meminta Orpa dan Rut pulang ke rumah orang tuanya. Orpa setuju, namun tidak dengan Rut yang memilih mengikuti mertuanya pulang ke Betlehem. Di Betlehem, Rut kemudian bertemu dengan Boas. Dari pernikahan Rut dengan Boas, lahirlah Obed, yang kemudian memiliki anak bernama Isai. Isai sendiri adalah ayah dari Daud. 4. Berserah Kepada Tuhan Lukas 126-32 Salah satu renungan natal yang paling penting adalah kita harus mengingat untuk selalu berserah kepada Tuhan. Dalam banyak khotbah natal, kita sering diingatkan bagaimana Maria secara tiba-tiba diberi tahu bahwa dia mengandung bayi dari Tuhan. Tidak hanya Maria yang kaget, sang tunangan, Yosef, juga kaget dengan kabar ini. Stigma hamil di luar nikah tentu dianggap sebagai aib yang memalukan pada masa itu dan terancam hukuman mati. Lalu bagaimana Maria dan Yosef sanggup menghadapi pergumulan ini? a. Bertanya kepada Malaikat Saat diberi tahu bahwa dalam perutnya mengandung bayi seorang mesias, Maria tidak diam begitu saja. Kepada Malaikat Gabriel, Maria menanyakan cara untuk menghadapinya. Dalam Lukas 1 ayat 34-35 disebutkan, “Kata Maria kepada malaikat itu “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” “Jawab malaikat itu kepadanya “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu, anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah,”. b. Rendah Diri dan Pasrah Dalam setiap renungan natal, kita juga diajak untuk rendah diri di hadapan Tuhan. Meski gundah saat diberi tahu Malaikat Gabriel bahwa dirinya akan mengandung Yesus, Maria dengan rendah hati mengatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” Lukas 138. Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa sebagai seorang hamba Tuhan, kita tidak memiliki kuasa apa pun. Namun, seperti yang disampaikan Malaikat Gabriel Lukas 137, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. 5. Makna Kelahiran Yesus Kristus Lukas 167-75 Khotbah natal yang paling utama adalah untuk merenungkan tujuan Yesus Kristus lahir di dunia. Setidaknya ada beberapa tujuan Yesus lahir ke dunia. a. Menggenapi Janji Tuhan Dalam Kitab Perjanjian Lama, sering disebutkan bahwa Tuhan menjanjikan akan turunnya seorang mesias yang menjadi juru selamat. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan berfirman bahwa akan lahir seorang juru selamat dari keturunan Daud. Dengan begitu, kelahiran Yesus Kristus ke dunia adalah sebagai penggenapan atas nubuat nabi-nabi di Perjanjian Lama. Dalam Kitab Kejadian 121-3, Tuhan berjanji kepada Nabi Abrahan, bahwa seluruh bumi akan diberkati dan diselamatkan. b. Menebus Dosa Manusia Renungan natal yang selalu diulang adalah mengenai karya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus. Melalui perayaan Natal, kita diajak untuk bersukacita karena kelahiran Yesus berarti melepaskan umat manusia dari dosa. Kita harus mengingat bahwa Tuhan rela merendahkan dirinya datang ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa umat manusia. c. Mengajarkan Manusia untuk Beribadah secara Baik Renungan khotbah natal yang terakhir adalah mengingatkan bahwa Yesus lahir ke dunia agar manusia dapat beribadah secara baik kepada Tuhan. Melalui teladan Yesus, kita diajak untuk beribadah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran,” Yohanes 424. *** Itulah renungan dan khotbah natal terbaik yang bisa dibagikan kepada teman-teman dan saudara. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya! Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di Portal Berita Indonesia. Kamu sedang mencari rumah di Bali? Bisa jadi Damara Village adalah jawabannya! Cek saja di untuk menemukan rumah idamanmu!
Peristiwa Natal tak lepas dari peranan keluarga Maria dan Yusuf yang sejak kelahiran Yesus di tengah-tengah mereka, keluarga mereka disebut Keluarga Kudus. Kisah Keluarga Kudus tidak dibangun atas dasar hubungan suami-istri secara jasmaniah-badaniah antara Maria dan Yusuf sehingga lahirlah Yesus. Hubungan Maria dan Yusuf sebagai suamiistri begitu unik, sebab Maria mengandung justru ketika sedang bertunangan dengan Yusuf. Kisah mengenai Keluarga Kudus dimulai saat Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, yang menyatakan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus bdk. Lukas 131. Ketika Maria menerima kabar tersebut, dia sedang bertunangan dengan seorang laki-laki bernama Yusuf dari keluarga Daud Lukas 127. Demikianlah, Maria mengandung dan melahirkan anak, seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena mereka tidak mendapat tempat di rumah penginapan bdk. Lukas 27. Begitulah, Keluarga Kudus beranggotakan tiga pribadi utama, yakni Yesus sebagai anak, Maria sebagai ibu dan istri, serta Yusuf sebagai bapak dan suami. Maria, perawan dari sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret, dipilih menjadi “ibu” Keluarga Kudus karena dialah “yang dikaruniai, Allah besertanya” bdk. Lukas 128. Tak pernah terjadi sebelumnya pada siapa pun, bahwa Allah mengutus Malaikat Gabriel untuk menyampaikan rahmat dan perutusan khusus kepada seorang gadis perawan dengan tugas, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus!” Lukas 131. Maria dipanggil dan diutus untuk menjadi ibu Keluarga Kudus. Yesus lahir sebagai anak dengan identifikasi khusus. “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan” Lukas 132-33. Maka, kelahiran Yesus tidak terjadi atas hasrat dan keinginan seorang lelaki. Maria mengandung bukan atas kehendak manusia lelaki. Maria mengandung, dan dengan itu mulailah tumbuh rahmat keibuannya karena “Roh Kudus turun atasnya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi menaungi dia; itulah sebabnya anak yang dilahirkannya disebut kudus, Anak Allah” bdk. Lukas 135. Yesus lahir, hidup, tumbuh berkembang dalam bimbingan Maria dan Yusuf. Maria dan Yusuf disahkan dan diakui sebagai orang tua Yesus lih. Lukas 241-51. Sebagai anak laki-laki sulung, oleh kedua orang tuanya, Maria dan Yusuf, Yesus disunat seturut hokum Taurat dan dipersembahkan kepada Allah di kenisah lih. Lukas 221-38. Dalam naungan Keluarga Kudus, Yesus “bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” Lukas 240. Makin hari, “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Yusuf adalah kepala Keluarga Kudus, meski kelahiran Yesus dari Maria bukan karena buah darah dan dagingnya. Yesus lahir dari rahim perawan Maria bukan karena tindakan Yusuf, melainkan karena daya kuasa Roh Kudus! Namun, Yusuf tetap diterima dan diakui sebagai “ayah” Yesus di dunia, karena Yusuf adalah suami Maria. Maria sendiri menegaskan hal itu kepada Yesus ketika mereka menemukan Yesus di kenisah. Maria berkata, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu yakni Yusuf – pen. dan aku dengan cemas mencari Engkau!” Lukas 248. Bagaimana dan sejauh mana peranan Yusuf sebagai kepala Keluarga Kudus memang tidak banyak dikisahkan dalam Injil. Namun peranan Yusuf sebagai bapak keluarga cukup besar, juga sejak Yesus dalam kandungan Maria. Keputusan Yusuf untuk menerima Maria secara tulus walau Maria mengandung bukan karena hubungan suami-istri dengannya adalah keputusan yang luar biasa. Keputusan itu diambil dalam pertimbangan yang matang, hening dan atas tuntunan malaikat Tuhan sendiri. Itulah yang digambarkan St. Matius dalam Injilnya. Ketika Maria, bertunangan dengan Yusuf, dan ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-istri; Yusuf memang sempat mengalami keguncangan! Sebagai orang yang tulus hati, dia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum. Maka ia bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak lakilaki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Dan Yusuf pun berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, kendati tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus lih. Matius 118-25. Begitulah Yusuf menerima Maria sebagai istrinya dan Yesus yang dalam kandungan Maria sebagai anaknya. Yesus pun diterima sebagai anak Yusuf?” lih. Luk 422. Yesus tumbuh, berkembang dan hidup dalam Keluarga Kudus dalam segala kesederhanaannya. Setiap hari, Yesus, Maria, dan Yusuf hidup dan berinteraksi secara normal dengan keluarga-keluarga lain di Nazaret. Sebagai anak, Yesus bermain dan berlari di halaman rumah bersama dengan anak-anak lain yang sebaya. Yesus juga belajar dari keterampilan ayahnya sebagai tukang kayu. Demikian juga dengan Maria dan Yusuf. Sama seperti layaknya para wanita lain di Nazaret, Maria cenderung mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan, memasak, mencuci, membuat pakaian. Yusuf pun bekerja sesuai dengan ketrampilannya, mungkin juga sesekali pergi ke ladang untuk memanen anggur dan buah zaitun. Yang jelas, menurut catatan St. Lukas, dalam asuhan Maria dan Yusuf, “Yesus makin bertambah hikmat- Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Keluarga Kudus Nazaret, Yesus, Maria dan Yusuf hidup dalam kesederhanaan. Itulah yang hendak ditegaskan oleh St. Lukas. Catatan itu ditujukan sebagai kabar baik bagi setiap orang yang hendak meneladani Keluarga Kudus. Sesungguhnya, hidup kita juga mengalir dalam kesederhanaan, dalam peristiwa-peristiwa yang biasa, rutin dan kadang tampak membosankan. Tetapi dalam situasi dan keadaan itulah kita diajak untuk menemukan dan menangkap misteri penjelmaan yang terjadi dalam peristiwa hidup yang sederhana dan biasa. Lihatlah, dalam Keluarga Kudus yang sederhana dan biasa itu, cukup tiga pribadi sederhana yang saling mengasihi satu sama lain. Dan dari dalam Keluarga Kudus itulah wajah dunia akan diubah menjadi berkah, sebab dari Keluarga Kudus itulah tampil Sang Juruselamat bagi seluruh umat manusia! Selamat Natal bagi yang merayakannya. Aloys Budi Purnomo Pr, Rohaniwan, Budayawan Interreligius, Ketua Komisi HAKKeuskupan Agung Semarang, Kepala Campus Ministry Unika Seogijapranata Sumber Investor Daily Saksikan live streaming program-program BTV di sini
misteri natal dan ketuhanan yesus